Makan gajah?? ada yang mau?? hmm judul di atas sebenarnya cuma ungkapan. dimana yang dimaksud dengan makan gajah adalah menyelesaikan sesuatu yang besar, tapi kalau benar bisa makan gajah kira kira gimana cara menghabiskan daging gajah yang luar biasa besar itu ya?
Potong kecil kecil dan di makan sedikit demi sedikit setiap hari, pasti gajahnya lama lama bisa habis. Kadang kadang dalam hidup kita suka takut untuk mengambil sesuatu yang besar, padahal kita tahu apa yang kita akan lakukan tersebut bisa merubah hidup kita menjadi lebih baik lagi.
Ada yang pingin bercita cita jadi pak boss yang bisa mimpin anak buah, tapi kalo di suruh jadi ketua RT menolak habis habisan. hehehehh, atau Ingin jadi mas boss yang sukses, tapi baru tersangkut kendala di tempat kerja bawaan nya resign ajah mencari tempat yang baru. kalo begitu caranya kapan "makan gajah" nya? Gajah itu gak mungkin di makan langsung habis, harus di cicil, kita bisa melakukan hal yang besar karena kita sudah mengerjakan hal yang kecil dengan baik, kalo kata om mario teguh , sesuatu yang besar di mulai dengan pekerjaan kecil. bikin pesawat luar angkasa gak bisa langsung jadi, bisa jadi bikin mur atau baut nya dulu baru deh desain rangka, di pasangin alat alat pendukung, yang pada akhirnya jadilah sebuah pesawat luar angkasa.
Atau pak presiden SBY, beliau jadi presiden pun pasti mengawali dari yang kecil dulu, sekolah dulu, jadi prajurit, jadi komandan, terus jadi mentri, terus jadi presiden.
Atau kadang ada yang lucu, pingin duit 1 milyar, Terus kalo di tanyain apa saja yang di lakukan untuk menuju kesana, jawaban nya pun "nanti juga ketemu" 1 tahun kemudian di tanya dengan pertanyaan yang sama jawawabnya juga sama "nanti juga ketemu" hehehe kalo begini terus sampe bumi kiamat juga susah dapet duit 1 milyar.
Kalau kita mau duit 1 milyar pastikan langkah dan action kita menuju kesana walaupun itu merupakan hal kecil, bisa jualan gorengan dulu, nanti kalo udah sukses bisa branding, terus frnachise, lama lama bisa kok dapet duit 1 milyar. sama kayak kasus nya pecel lele lela. pemilik pecel lele lela yaitu rangga umara pada juni 2011 omset per bulan nya mencapai 2,8M.
Berikut penggalan cerita dari Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com
Rangga memulai usaha tersebut saat masih berusia 27 tahun. Saat itu dia menggeluti bisnis tersebut sebagai sampingan. Sebab, dia sudah punya pekerjaan rutin di bagian marketing communication sebuah developer apartemen. Karena masih sampingan, usaha tersebut tidak terlalu optimal. Namun, Rangga tetap mempunyai impian bahwa suatu saat dirinya akan berfokus di usaha tersebut. Keinginan Rangga terjawab. Developer tempatnya bekerja seret order. Sejumlah karyawan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). Rangga termasuk karyawan yang berada dalam daftar PHK.
”Sebelum di-PHK, mending saya keluar,” ungkap dia. Masa-masa awal membuka usaha adalah ”masa-masa berdarah” bagi Rangga. Sebab, saat itu dia belum benar-benar memahami bisnis. Pada masa-masa awal, satu gerai Pecel Lele Lela menghasilkan keuntungan bersih sampai Rp 3 juta. Namun, karena banyaknya pengeluaran kecil, keuntungan itu tak terasa. Keuangan keluarga justru minus. Sampai-sampai Rangga bersama istri, Siti Umairah, dan anaknya diusir keluar kontrakan karena tidak kuat bayar.
”Sebelum di-PHK, mending saya keluar,” ungkap dia. Masa-masa awal membuka usaha adalah ”masa-masa berdarah” bagi Rangga. Sebab, saat itu dia belum benar-benar memahami bisnis. Pada masa-masa awal, satu gerai Pecel Lele Lela menghasilkan keuntungan bersih sampai Rp 3 juta. Namun, karena banyaknya pengeluaran kecil, keuntungan itu tak terasa. Keuangan keluarga justru minus. Sampai-sampai Rangga bersama istri, Siti Umairah, dan anaknya diusir keluar kontrakan karena tidak kuat bayar.
”Saat itu saya pulang ke rumah kontrakan malam-malam. Ternyata, di luar sudah banyak barang. Di situ ada tulisan dari istri, katanya dia diusir dari kontrakan. Dia mengungsi ke rumah mertua bersama anak saya,” ucap dia. Kejadian tersebut betul-betul memukul Rangga. Sampai-sampai mertua menegur karena Rangga dianggap tidak mampu membahagiakan anaknya. ”Saya mengevaluasi total semua usaha saya,” tegas lulusan STMIK Bandung tersebut.
Setelah itu, Rangga membenahi semua manajemen rumah makannya. Apalagi, saat itu dia bertemu dengan salah seorang teman lama yang bekerja di sebuah waralaba internasional bidang ayam goreng. Dia memberikan banyak saran kepada Rangga. Rangga kemudian belajar tentang banyak hal dari rekannya itu. Secara perlahan, bisnisnya mulai tumbuh. ”Kalau satu cabang belum untung, jangan takut buka cabang lain. Satu cabang tidak untung, itu bisa disebabkan lokasi, orang-orang di cabang tersebut, dan lain sebagainya. Bisa jadi cabang yang rugi akan ditopang cabang lain,” beber dia. Usaha Rangga mengalami titik balik.
Sukses membenahi manajemen, keuntungan- keuntungan mulai diraup. Menurut Rangga, kunci membuka usaha adalah manajemen efektif. Banyak warung atau rumah makan yang kelihatannya ramai, tapi ternyata keuntungannya sedikit, bahkan ”uangnya tidak kelihatan”. Mereka yang mengurusi manajemen harus orang yang paham tentang manajemen rumah makan. Karena itu, Rangga merekrut sejumlah pegawai waralaba rumah makan untuk mengelola cabang-cabangnya. Dari 32 cabang yang dia miliki, 50 persen kepala cabang dijabat eks manajer waralaba terkenal tersebut. General manager operasional dan direktur operasional juga didatangkan dari waralaba itu. Memang ongkosnya lebih mahal. ”Tapi, berbanding lurus dengan efisiensinya,” papar dia.
Rangga menuturkan, salah satu kuncinya adalah dream book. Itu adalah buku yang berisi tulisan tentang impian-impian yang dia raih. Di buku tersebut, dia tuliskan obsesi, ambisi, sampai capaian-capaian yang ingin diraih. ”Saya menulis sejak kuliah,” ungkap dia. Di buku itu, dia sebutkan apa pun keinginannya. Mulai ingin seperti apa usahanya di masa depan hingga target keuntungan. Dream book tersebut tidak kaku dipraktikkan, bahkan bisa selalu direvisi atau di-update sesuai dengan kondisi terkini. Yang penting, dream book harus konkret dan logis. ”Jangan konyol-konyolan. Misalnya, ingin mobil Mercy, tapi tidak ditulis caranya bagaimana. Ingin usaha kayak apa atau pendapatan berapa,” ucap dia.
Nah keliatan kan bagai mana cara makan gajah langsung nyontek dari Pakarnya. Kalo Sudah niat makan gajah, yuk mulai makan dari sekarang, jangan lupa di potong potong dulu biar gak keselek. heheh